Lokasi SiteLokasi site yang dipilih adalah: Jl. H. Agus Salim - Jl. Sunda Luas: 5.626m2 Alasan Pemilihan Site adalah terdapat kemudahan akses site. Site dapat diakses dari arah Mall Sarinah bagian belakang, jalan besar KH. Wahid Hasyim, ataupun dari arah selatan yaitu Bundaran HI. Dekat dengan bangunan utama area konservasi Jl. H. Wahid Hasyim, yaitu Gereja Theresia. Selain area yang mudah dikenali, area ini memiliki intensitas pengunjung yang tinggi. Isu Permasalahan Kawasan Kendaraan umum parkir sembarangan di sepanjang jalan Pedagang asongan disepanjang jalan Area Konservasi tidak terlalu diketahui Proposal Fungsi Berdasarkan data Dinas Peraturan Daerah Provinsi Jakarta, fungsi-fungsi yang dapat diterapkan pada Jl. H. Agus Salim dan Jl. Sunda, adalah: Pelaksanaan Kegiatan dalam Sub-Zona: I: Izin B: Bersyarat TB: Terbatas dan Bersyarat X: Tidak Diperbolehkan Fungsi yang akan diterapkan adalah:
Fungsi yang akan diterapkan merupakan pendukung agar daerah konservasi ini tetap hidup. Proposal Zonasi Fungsi Area Edukasi Area edukasi, seperti fungsi PAUD ditambahkan untuk memfasilitasi anak-anak sekitar yang berjualan, berdagang asongan, atau pengamen yang berada di lampu merah Jl, H. Agus Salim. Program ini juga mampu menawarkan pembelajaran edukasi sejarah untuk pengetahuan tentang kawasan H. Agus Salim, tidak hanya bagi anak-anak tapi juga bagi para pengunjung atau pendatang. Sebagai penguat area konservasi. Karena, konservasi dapat diketahui juga dari pembelajaran mengenai kawasan kepada orang awam. Dapat diambil dari pejalaran sehari-hari. Serta memanfaatkan sumber daya manusia sekitar untuk menjadi media cerita tentang daerah konservasi. Contoh pedagang asongan pada lampu merah Hotel Hotel "Arthotel" salah satu fungsi yang dipertahankan, untuk menunjang area bagi pendatang. Arthotel, Jakarta Pusat. Tempat Bermain Lingkungan Contoh Taman Suropati, yang dijadikan sebagai taman tempat pembelajaran Paviliun Dalam kamus, paviliun berarti "a building or similar structure used for a specific purpose, in particular." Fungsi ini dapat menjadi penunjang bangunan sekitar, dapat juga digunakan untuk pendatang, khususnya fasilitas pejalan kaki. Contoh bangunan pemugaran, "Rumah Maen" oleh Han Awal & Partners. Konektivitas Antara Masa dan Bangunan Setempat Area edukasi berkaitan dengan Sekolah Theresia, dimana PAUD dapat mewadahi anak-anak sekitar dan sanggar seni dapat mewadahi murid dari Sekolah Theresia maupun pemukiman, untuk dapat menunjang kreativitas anak-anak. Serta apabila ada pentas atau pengajaran terbuka, dapat 'mengundang' pengunjung datang dan menceritakan kisah Jl. H. Agus Salim. Hotel/tempat penginapan mempunyai hubungan dengan Mall Sarinah dan jalan besar diseputar Jl. MH. Thamrin. Sebagai tempat Tempat bermain lingkungan dapat mempunyai hubungan ke semua tempat, gunanya sebagai penunjang area terbuka dari fungsi. Paviliun memiliki kaitan yang erat dengan Gereja Theresia dan area edukasi. Dapat dijadikan sebagai tempat untuk menyalurkan tentang kisah konservasi Jl. H. Agus Salim melalui pameran, ataupun forum. Juga dapat berguna sebagai tempat untuk tempat komersialisasi hasil dari PAUD dan Sanggar Seni. Tempat ini ditujukan untuk menarik pengunjung yang berasal dari luar area, agar mengenal area ini. Preseden Pathé Foundation Renzo Piano Building Workshop Info: Partner: G.Bianchi Area: 2200.0 sqm Project Year: 2014 Bangunan ini bertujuan sebagai preservasi Pathe's Heritage. Selain mempunyai muka bangunan yang selaras dengan area historik, bangunan ini merupakan alih fungsi untuk mengedepankan seni sinematografi setempat. Merupakan hasil dari pembongkaran dua bangunan. Renovasi tersebut guna membuat suatu 'bentukan' yang lebih baik untuk merespon site. Residencial Commercial Building in Azatte Park Associati Info: Location: Azzate Varese, Italy Area: 8.935 sqm Project Year: 2011 The site for this scheme lies in an open landscape that is visible from a local countryside environmental route and has a strong relationship with a hilly wooded area behind it. The new Azzate housing development on via Piave has been carefully studied in terms of form and volume to create the best possible views, using geometries and perspective axes that enable it to be successfully integrated into its green surroundings. Bangunan terintegrasi dengan pejalan kaki. Windows shopping menjadi salah satu experience lain pada perumahan tersebut. Lantai paling bawah dibagi menjadi 3 bagian, central area, karena berada di antara 2 blok residensial, rumah dengan aktivitas komersial yang berhubungan langsung dengan street level, dan area parkir. Source: Archdaily
0 Comments
Kp. Alun-Alun, DIY.Gang Rukunan Kp. Alun-Alun Jl. Lingkungan sebelum masuk Gang Rukunan. Pintu masuk (gate) gang rukunan. Potongan Jalan Lingkungan dan gang rukunan. Detail rumah pada Gang Rukunan. Sikap Pagar Terhadap Ruang Publik-Privat.Lokasi site: Koridor Jl. Sabang Jl. H. Agus Salim, Kec. Menteng Kel. Gondangdia, Jakarta Pusat, Indonesia. Sejarah Kota Menteng Zonasi Eksisting Identitas Kawasan 1) Kawasan Konservasi Jl. Gereja Theresia atau dulunya yang disebut Jl. Soendaweg ditentukan untuk dibangun gereja pada tahun 1930 dalam pengembangan kawasan Menteng pada saat itu. Arsitek: J. Th. Van Oyen Pembangunan dimulai: 1933 Pembangunan selesai: 1934 Kemudian, Gereja Theresia mengalami renovasi sedikit demi sedikit, seperti perluasan, penambahan ruangan, dsb.Gereja Theresia dibangun untuk memenuhi fasilitas ibadah bagi warga perumahan. Diagram Tinggi Bangunan No. 6: Tinggi bangunan maks. 5 lantai No. 7: Tinggi bangunan maks: 2 lantai Bangunan tinggi berada di dekat jalan raya, biasanya berupa perkantoran atau mixed-use fungsi komersial. Sedangkan bangunan rendah pada jalan sekunder berupa perumahan. Akses Jalan Akses dan Waktu Tempuh Noli Map Diagram Matahari dan Angin Diagram Ketinggian Bangunan Faktor kemacetan akibat lampu merah perempatan Jl. H. Agus Salim - KH Wahid Hasyim berakibat panjang sampai ujung koridor Agus Halim dan menyebabkan kebisingan bagi masyarakat perumahan. Kondisi Eksisting 1) Strength Bangunan bersejarah menjadi identitas kawasan Fasad bangunan sebagai identitas kawasan 2) Weakness Kemacetan disepanjang Jl. H. Agus Salim 3) Opportunity Pedagang Kaki Lima yang meunjukkan adanya kebutuhan masyarakat untuk mencari makanan. 4) Threats Approach
Kondisi Site Pada sepanjang koridor Jl. H. Agus Salim, dapat dilihat bahwa dipenuhi oleh beberapa fungsi, seperti tempat ibadah, sekolah, dan rumah pribadi. Koridor ini merupakan area konservasi, salah satunya adalah bangunan Gereja Theresia. Namun, sekarang sudah banyak ditemukan rumah-rumah pribadi yang beralih fungsi menjadi komersial. Untuk alasan memenuhi kebutuhan setempat, ataupun terganggu karena kemacetan dan kebisingan. Apabila ditelusuri dari Jl. Wahid Hasyim - Jl. H. Agus Salim maka akan terlihat transisi ketingian bangunan dari tinggi menjadi rendah. Bangunan-bangunan tinggi terdapat pada jalan raya Jl. KH. Wahid Hasyim juga Jl. MH Thamrin dan bangunan rendah pada sepanjang Jl. H, Agus Salim. Ini dikarenakan sepanjang koridor tersebut merupakan area perumahan. 6 ) Jl. KH Wahid Hasyim: Fungsi campuran, ketinggian maks. 8 lantai. 7) Jl. Timor - Jl Riau: Fungsi campuran, ketinggian maks. 4 lantai. Dari Jl. H. Agus Salim dapat dilihat perbedaan ketinggian lantai yang terjadi. Kondisi pedestrian yang nyaman karena pepohonan rindang. Jl. H. Agus Salim yg menjadi akses kendaraan satu arah menuju Jl. KH. Wahid Hasyim sudah menjadi daerah rawan macet. Disebabkan oleh lampu merah pada perempatan di dekat Gedung BPN. Karena hal tersebut, maka perumahan disepanjang koridor menjadi terganggu karena kemacetan dan kebisingan. Pada perencanaan pembangunan LRT, akan ada halte di daerah Bundaran HI, maka akan menambah kemungkinan tingkat aksesibilitas yang tinggi pada kawasan ini. Untuk itu pengajuan rencana desain Jl. H. Agus Salim disepanjang koridor beberapa rumah pribadi alih fungsi menjadi komersial. Proposal ide untuk membangun area komersial disepanjang Jl. H. Agus Salim dibagi menjadi 3 fase, sesuai dengan keadaan jalan koridor. Fase 1: Jl. KH. Wahid Hasyim - Jl. Lombok Komersial pada koridor ini mengarah kepada retail-retail kantor sewa dan pertokoan. Fase 2: Jl. Lombok - Jl. Irian Komersial pada koridor ini mengarah kepada tempat makan. Sebagai fasilitas penunjang perkantoran sekitar dan perumahan. Dapat diakses oleh anak sekolah melalui pedestrian di tengah jalan di depan sekolah. Fase 3: Jl Irian - Jl. H. Agus Salim Koridor ini merupakan yang paling dekat dengan Bundaran HI dan rencana stasiun LRT. Untuk menunjang masyarakat sebagai pendatag, area ini akan menjadi tempat masuk ke tempat jajanan di Jl. Lombok - Jl. Irian. Tetapi, komersial pada koridor ini mengarah kepada penjualan jasa ataupun tempat edukasi yang dapat menunjang komunitas dan murid Sekolah Theresia, seperti sanggar. Pemilihan bentuk komersial tersebut agar pada belokan ini tidak terjadi kepadatan yang tinggi. Salah satu bangunan konsevasi golongan B di Jl. H. Agus Salim; Rumah Maen. Kondisi Jalan dan Pedestrian. Jl. H. Agus Salim pada hari kerja merupakan daerah yang macet. Ide untuk mengurangi kemacetan yang terjadi, diantaranya: 1) Membuat tanda penyebrangan yang benar, agar masyarakat tidak sembarang menyebrang dan menyebabkan kemacetan di banyak tempat serta mengurangi kecelakaan. Perempatan Sekolah Theresia yang rawan macet. Pada perempatan ini minim sekali penyebrangan, padahal tempat ini adalah pintu masuk dari Sekolah Theresia dimana para orang tua mengantar anaknya dengan berjalan kaki. 2) Mempersempit jalan kendaraan agar tidak saling mendahului. Dengan cara menambah pedestrian dan vegetasi di tengah jalan, dapat juga digunakan sebagai akses sepeda. Jalan yang sempit akan mengatur laju kendaraan agar tidak terlalu cepat dan tidak mendahului. Serta dengan diperlebar jalur pedestrian pada area penyebrangan akan memperjelas tempat untuk menyebrang. Potongan (blm ada key map nya) Proposal desain untuk memisahkan jalur kendaraan bertujuan untuk melancarkan. Dapat dilihat di dalam video ini bahwa kendaraan yang saling mendahului akan menyebabkan kemacetan. Menghilangkan pagar pada taman di depan Gereja Theresia agar dapat diakses masuk dan dibuat menjadi penyebrangan bagi pedestrian. Untuk jalur kendaraan yang terlalu besar seperti pada Jl. Irian, diberi tanda zebra cross dan polisi tidur untuk memperlambat laju pada saat jalanan kosong.
3) Mengatur Area Parkir |
AuthorLea Dara Rendha Archives
October 2016
Categories |