Setelah review ke-2, dengan analisa dan pengajuan program serta massing, hal yang diperkuat setelahnya adalah konsep mengenai fungsi. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka project site kali ini ditujukkan untuk mewadahi kreativitas anak-anak di sekolah sekitar dan mengembalikan rasa area konservasi pada Jl. H. Agus Salim. Adapun caranya adalah dengan mengembalikan tampak dan massa pada sepanjang koridor Jl. Agus Salim dengan pemasukkan program yang mendukung aktivitas lingkungan sekitar. Seperti: Co-working space Workout Playground Boutique Hotel Pusat Jajanan, dan Pertokoan 1. Co-working Space Co-working space ditujukkan untuk memfasilitasi siswa/i SMP dan SMA sekitar. Dapat juga digunakan bagi pekerja kantoran. 2. Workout Playground Untuk memfasilitasi kreatifitas siswa/i TK dan SD. 3. Boutique Hotel Boutique Hotel merupakan trigger bagi para pengunjung untuk datang ke area konservasi. Dengan memiliki tema, maka akan memperkuat kesan konservasi bagi para pengunjung. Dapat juga digunakan bagi para pekerja kantoran, atau para start-up muda yang ingin menggunakan co-working space sambil menginap. Boutique Hotel setara dengan (minimum) Hotel Bintang 3, dimana; - Jumlah kamar minimal 30 kamar - Minimal terdiri dari lobby, ruang makan, dan bar 4. Pusat Jajanan - Untuk memfasilitasi masyarakat sekitar, termasuk warga perumahan dan pengguna gereja. - Sebagai tempat menunggu para orang tua, ART, ataupun supir. 5. Pertokoan - Untuk melengkapi kebutuhan co-working space. Hal yang diperhatikan untuk area konservasi: Pattern Jalan Pattern eksisting Jl. H. Agus Salim Rencana Site Plan Alternative Massa Konservasi I Menyelaraskan massa dengan atap. Alternative Massa Konservasi II
0 Comments
Site Analisis Akses Site Nodes sekitar site Ketinggian Bangunan Sekitar Site Zonasi Kawasan Site Kebisingan Sekitar Site Keadaan Lalu Lintas Sekitar Site Perkembangan Sejarah Menteng Proposal Bentukan Massing Diagram Perkiraan Iklim Massing Area Konservasi Site Plan Potongan Site Diagram Vegetasi Diagram Alur Kendaraan Diagram Ruang Terbuka Suasana plaza ruang terbuka Suasana seberang gereja Suasana dari pintu gerbang sekolah
PEMILIHAN TAPAK Luas: 6.700 m2 PEMILIHAN FUNGSI PADA TAPAK PERATURAN KAWASAN KONSERVASI FUNGSI EKSISTING ANALISIS KEADAAN SEKITAR AKTIVITAS SEKITAR TAPAK USER SEKITAR TAPAK Berdasarkan analisis kebutuhan pengguna dan kegiatan Adapun kebutuhan yang akan diwadahi: Kebutuhan Anak SMP dan SMA:
Kebutuhan Anak SD
+ Kebutuhan orang tua
Selain hal-hal tersebut, yang kemudian diperhatikan adalah daerah konservasi yang mulai hilang identitasnya. JALUR PEJALAN KAKI DISEKITAR TAPAK DAN TEMPAT BERHENTI KEMACETAN YANG DITIMBULKAN Bergerak dari data Dinas Peraturan Daerah Provinsi Jakarta dan analisis sekitar, fungsi yang akan dimasukkan adalah:
Dimana mixed use merupakan Student Recreation Center dan Hotel. Student Recreation Center mewadahi:
KENAPA CO-WORKING SPACE? CO-WORKING SPACE JAKARTA CO-WORKING SPACE DAN SEKOLAH DI SEKITAR TAPAK http://www.rappler.com/indonesia/102136-co-working-space-jakarta Freeware Space, Kemang Jl. Bangka XII No.4, Pela Mampang, Mampang Prpt., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720 KOLEGA CO-WORKING SPACES Jl. Suryo No.50 Jakarta Selatan Preseden Walthamstow Central Parade //Gort Scott The architects used mid-century-inspired details and furnishings to pay tribute to the building's heritage, while utilitarian elements suit its more functional new use. The result is a spacious facility suitable for various activities. The aim is to promote the Walthamstow area as a hub for the creative industries. Inside, the main hall is divided up into two areas. The first side is open to the public, and accommodates a bakery cafe, as well as a series of small studio/shop units and exhibition areas. A few steps lead up to the second area – a co-working space where desks are kitted out with sockets, lamps and plants. Meeting rooms and other facilities are located in the rooms behind. Proposal Zonasi Proposal Massing DENAH PERSPEKTIF Berdasarkan proposal fungsi sebelumnya, maka area tapak yang akan saya olah adalah dikhususkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar, khususnya pengguna sekolah. Adapun kebutuhan yang akan diwadahi: Kebutuhan Anak SMP dan SMA:
Kebutuhan Anak SD
+ Kebutuhan orang tua
Selain hal-hal tersebut, yang kemudian diperhatikan adalah daerah konservasi yang mulai hilang identitasnya. Gereja Santha Theresia Fungsi Eksisting Proposal Fungsi pada Tapak Bergerak dari data Dinas Peraturan Daerah Provinsi Jakarta dan analisis sekitar, fungsi yang akan dimasukkan adalah:
Dimana mixed use merupakan Student Recreation Center dan Hotel. Student Recreation Center mewadahi:
Analisa Jalur yang dilewati Siswa/i Sekolah Theresia Karena jalur tersebut, maka: Adanya potensi pada setiap bagian corner bangunan dan potensi adanya outdoor space
Pada hari Rabu (5/8) kemarin, saya bertemu dengan seorang perempuan saat sedang nongkrong di coffee shop daerah Kemang dan kemudian dikenalkan oleh teman saya. Ternyata saat berkenalan, perempuan yang bernama 'Thor' itu (tapi ga bawa palu ternyata) adalah salah seorang founder dari sebuah tempat bernama 'Freeware Spaces' di daerah Kemang. Karena baru dengar nama tempat itu, akhirnya saya memutuskan untuk ikut dengannya. Freeware Spaces - KemangSetalah datang dan dijelaskan, ternyata Freeware Space ini adalah sebuah co-working place. Apa itu Co-Working Space?? Menurut Thor, Co-Working space adalah sebuah tempat yang didesain dan disediakan untuk mereka para pekerja yang ingin bekerja di luar ruangannya, ataupun biasanya tempat seperti ini didatangi oleh para entrepreneur muda yang masih memiliki start-up bussiness dan belum memiliki tempat tetap untuk kerja ataupun rapat. Ketika saya datang memang sudah malam, dan tempat ini tidak memiliki plang atau papan tulisan bahwa tempat ini dapat dimasuki. Bentuknya seperti rumah, dengan halaman dan tempat parkir yang cukup luas. Kemudian, saya dipersilahkan masuk, ada ruang seperti tempat untuk resepsionis dan pendaftaran sebelum masuk ke dalamnya. Saya kira karena saya datang sudah malam maka tempat ini tidak akan ada orangnya. Namun ternyata saya salah......Ketika saya buka pintu, ternyata masih ada beberapa orang yang bekerja. Isi ruang tersebut hanya meja dan kursi yang dibuat berhadapan, ruang ini adalah ruang kerja, biasanya disewa oleh para pemagang ataupun pekerja yang membawa tim untuk mengerjakan projeknya. Tempat ini dibuka dari jam 10-00 WIB sampai jam 20.00 WIB. Untuk menyewa tempat ini tidak dapat sembarangan, tempat ini bukan tempat kerja yang dapat in and out sembarangan. Minimal untuk penyewaan space adalah 1 bulan, dan target pasarannya memang orang bekerja bukan mahasiswa atau pelajar walaupun dekat dengan Al-Azhar Pusat. Saya tidak berani ngobrol dengan suara kencang, karena terlalu sepi dan mereka akan menoleh semuanya kalau mendengar berisik :') Thor sedang mengajak berkeliling sambil menjelaskan. Ini adalah ruang utama, dimana ruang ini biasa dipakai meeting atau sebagai tempat exhibition dan acara. Biasanya diadakan acara yang mempertemukan para start-up ini dan dibuka forum dan dibuka untuk umum. Kemudian saya diundang untuk datang ke acara Halloween mereka sebentar lagi, Thor bilang mustinya harus banyak orang yang mencoba datang ke acara umum seperti itu untuk membuka wawasan dan koneksi. Adapula tempat kerja di outdoor, halaman dibelakangnya biasanya dibuat sebagai tempat acara outdoor atau garden party. Alamat: Jl. Bangka XII No.4, Pela Mampang, Mampang Prpt., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720 KOLEGA CO-WORKING SPACESSetelah dari Freeware Space, saya memutuskan untuk mencari Co-Working space disekitarnya karena penasaran. Setelah googling, ternyata kebanyakan co-working space daerah Jakarta berada di dalam gedung dan sulit mencari yang ada di pinggir jalan. Setelah mecari, ternyata ada beberapa tempat co-working di daerah Senopati, salah satunya KOLEGA. KOLEGA CO-WORKING SPACE, Senopati. Saya datang ke darah Senopati karena dekat, setelah mencari ternyata Kolega lokasinya agak tidak terlihat. Ketika saya masuk, tentu saja saya sangat terlihat seperti orang bingung dan kemudian bertemu dengan mas Luqman. Ternyata mas Luqman juga salah satu yang punya dan sedang jaga di tempat ini, dia sangat senang ketika saya minta izin untuk bertanya tanya soal co-working space. Saat masuk dari pintu depan, langsung disambut oleh bar minuman. Jadi tempat ini menyediakan tempat untuk memesan makanan kecil dan minumannya. Setelah dijelaskan, ternyata tempat ini lebih terbuka daripada co-working lainnya, karena sewa tempat adalah per 3 jam, dimana yang menyewa biasanya adalah mahasiswa dan pekerja. Sama halnya dengan co-working lainnya, sepertinya memang tampet ini didesain untuk memenuhi kebutuhan para start-up yang belum mempunyai kantor. Ruangannya lumayan bervariasi, ini adalah ruang studio kecil. Dimana ruang ini dapat dipakai sebagai tempat bekerja dan dapat diatur oleh sendiri oleh yang menyewa. Ini adalah ruang meeting, tetapi biasanya dipakai kerja kelompok oleh mahasiswa. Mas Luqman bilang bahwa mereka bekerja sama dengan Universitas Indonesia, jadi lumayan mahasiswa yang bekerja disini. Ruang tengah atau ruang transisi yang biasanya dipakai bersantai, ngopi, atau makan. Meja panjang yang disediakan untuk kerja tim atau kelompok. Dibelakangnya terdapat loker apabila mereka menyewa dalam jangka waktu minimal 1 bulan. Ruang meeting yang dapat dilihat dari luar tetapi kedap suara, fasilitasnya pun semua disediakan sampai ke projektor.
Pada site pilihan yang ditentukan pada Jl. H. Agus Salim, pemilihan tapak yang saya ajukan sebelumnya adalah pada bagian: Pemilihan tapak pada Jl. H. Agus Salim dan Jl. Sunda dilakukan sebagai langkah untuk menjadikan kawasan ini terlihat sebagai area konservasi. Bangunan yang akan dibuat bersebrangan dengan 'identitas' kawasan konservasi ini akan membentuk muka gerbang daerah konservasi H. Agus Salim. Gereja Theresia yang menonjol di Jl. H. Agus Salim Analisis Tapak Gereja Santha Theresia Gereja Santha Theresia merupakan awal mula terbentuknya konservasi pada Jl. H. Agus Salim. Dareah ini juga ramai karena adanya ibadah gereja setiap harinya. Dengan intensitas pengunjung gereja, maka adanya kemungkinan untuk menghidupkan Jl. H. Agus Salim untuk diketahui masyarakat juga untuk daerah konservasi. Keadaan gereja yang ikonik namun tertutup, tidak dapat diakses secara umum. Sehingga kurangnya pengunjung yang mengetahui bahwa bangunan ini adalah bangunan konservasi. Parkir mengantar dan menjemput anak sekolah Parkir Gereja (Senin, 12.30 WIB) (Minggu, 10.00 WIB) Ini adalah keadaan parkir sembarangan di daerah samping Gereja Theresia, hal ini menyebabkan kemacetan di daerah Gereja setiap harinya. Sekolah Santa Theresia Sekolah Theresia terdiri dari KB (Kelompok Bermain), TK, SD, dan SMA. Adapun SMP yang bernama SMP Santo Bellarminus. Luas area sekolah ini +/- 2,4 Ha. Sekolah berada persis di pinggir jalan, sama halnya dengan Gereja Theresia, jalan pinggir sekolah dipakai untuk parkir kendaraan, sedangkan pada jalur pedestrian dapat dilihat banyak yang menunggu anak pulang sekolah, dari orang tua, pengasuh, dan supir. Karena banyak yang menunggu, maka muncul pedagang kaki lima atau pikulan, yang menjual makanan, minuman, sampai mainan. Kondisi pulang sekolah siswa/i SD Theresia 1) Bank Mandiri: Selain berfungsi menjadi bank, tempat ini juga sebagai tempat parkir kendaraan. Letaknya yang berada di tikungan, membuat gsb nya menjadi besar, sehingga gsb yang digunakan sebagai jalur pedestrian malah digunakan untuk tempat duduk (lesehan), tempat pedagang kaki lima istirahat dan menaruh gerobak, serta tempat parkir motor. Penaruhan vegetasi pun tidak beraturan. Orang-orang yang berteduh, beristirahat sambil merokok, serta parkir motor. 2) Hotel Artotel: Hotel ini cukup terkenal dengan fasad luarnya yaitu mural yang 'nyentrik' serta tempat makannya yang sering ditemukan dalam foto instagram. Sayangnya hotel ini berada dalam area konservasi, namun fasadnya tidak sama sekali menunjukkan adanya hubungan dengan konservasi. Padahal, hotel ini mampu menjadi penarik pengunjung untuk datang ke sekitar Jl. H. Agus Salim. 3) HongKong Cafe: Tempat makan dan minum kopi untuk menunjang fungsi Hotel dan perkantoran sekitar. HongKong Cafe memiliki parkir khusus, namun sedikit kendaraan yang parkir disitu. 4) Enka Deli Square: Bangunan ini memiliki fungsi berbeda, diantaranya restoran, bakeri (The Harvest), sekolah Interstudi, dan tempat yoga. Bangunan ini tidak mempunyai tempat parkir khusus, namun malah banyak sekali mobil yang parkir di area depan bangunan dengan tidak beraturan. Parkir Kendaraan Enka Deli Square 5) Bakmi GM: Gedung ini dikenal karena adanya restoran Bakmi GM pada lantai 3, selain itu pada lantai 1 juga terdapat TOTAL Buah Supermarket. Kedua fungsi tersebut tidak pernah sepi pengunjung, dimana selalu pernuh dengan pegawai kantoran dan anak sekolah. 1) Komersial: Bangunan masih pada tahap konstruksi, namun apabila dilihat bangunan ini memiliki tinggi 4 lantai, yang seharusnya bangunan sepanjang Jl. H. Agus Salim adalah 1-2 lantai. Bangunan tersebut juga bukan berupa rumah pribadi, namun bangunan itu tetap mempertahankan konservasi dengan bangunan yang menyerupai rumah Belanda. Letaknya ada di sebelah Bank Mandiri. 2) Saung Bambu Has 64: Tempat makan kecil ini ada di depan gereja, pengunjung ramai pada makan siang, rata-rata pengunjungnya adalah pegawai kantoran dan orang tua yang ini menjemput anaknya sekolah. Sayangnya pegawai kantoran yang notabene kantornya tidak terlalu dekat membawa kendaraan motor, yang malah di parkir di warung, yaitu mengambil sedikir jalur pedestrian. 3) Rumah Pribadi: Ada 3 rumah pribadi yang masing-masing memiliki pagar yang tinggi dan keamanannya dijaga oleh satpam. 4) Salon: Salon ini menarik karena memiliki muka bangunan yaitu kaca dan dapat terlihat bagian dalamnya. Walaupun menggunakan bangunan lama sebagai massingnya, tetapi salon ini tetap mampu menarik datang pengunjung. Rata-rata pengunjungnya adalah ibu-ibu yang menunggu anaknya sekolah. 5) Rumah Maen: Rumah Maen karya Han Awal & Partners ini merupakan paviliun. Namun saat ditanya belum ada acara dan pagar tidak boleh dibuka untuk sembarang, sehingga ada keamanan yang menjaga. Paviliun ini tidak boleh sembarang dimasuki, harus sesuai dengan jam acara atau jam buka yang ditentukan. Bangunan Komersial yang masih dalam tahap konstruksi Saung Bambu yang mengambil jalur pedestrian untuk parkir kendaraan. Salon yang selalu dibuka pagarnya, sehingga pengunjung bebas keluar masuk. Paviliun yang belum boleh diakses Diagram Penggunaan Tempat Berdasarkan diagram penggunaan bangunan, pengguna fasilitas adalah: Zona I:
Berdasarkan analisis, area tapak yang ingin diambil sangat berkaitan dengan pejalan kaki, khususnya anak sekolah. Ada beberapa orang tua yang menaruh kendaraan agak jauh dan membawa anaknya untuk berjalan baru ke sekolah ataupun sebaliknya saat pulang. Sedangkan murid SMP dan SMA melewati jalan tersebut untuk ke tempat parkiran atau jalan masuk ke mall sepulang sekolah. Beberapa titik tempat parkir kendaraan, sehingga membawa mereka ke arah tapak. Anak-anak berjalan menuju kendaraan seusai sekolah Anak-anak melewati tapak untuk menuju mall Kemacetan Disekitar Tapak Karena parkir kendaraan yang sembarangan menambah macet lalu lintas Contoh kemacetan pada putar balik Gereja Theresia yang menharah pada TK Theresia Berdasarkan data Dinas Peraturan Daerah Provinsi Jakarta dana analisis sekitar, fungsi yang akan dimasukan dan diterapkan adalah: Zona KI dan C1
Zona R5
Jl. H. Agus Salim merupakan area konservasi dimana 'rasa' nya sudah mulai pudar. Mulai banyak fungsi baru yang dimasukkan tanpa mempertahankan lagi bentuk bangunan dan identitas daerah. Untuk menanggapi analisis yang telah dilakukan pada area ini, maka fokus point pada tapak ini adalah: Memunculkan kembali 'rasa' konservasi dengan penambahan fungsi dan Memperhatikan pejalan kaki, khususnya anak-anak. Pembagian Fungsi Akses antar Fungsi Mixed Use Pusat Jajanan Sebagai fasilitas tempat makan untuk menunjang perkantoran, hotel, mixed use, dan tempat untuk para orang tua menunggu anaknya sekolah. Tempat ini berada di tikungan tepat bersebrangan dengan gereja, apabila dilihat dari arah utara maka seperti membentuk gerbang wisata daerah konservasi dengan adanya keramaian dan pusat jajanan. Hotel Hotel berfungsi sebagai penarik pengunjung ke area tapak. 'Penarikan' pengunjung ini berguna untuk membawa mereka untuk mengenal area konservasi yang akan dibawa melalui mixed use. Hotel yang bertemakan Art and working space, dimana hotel ini harus mampu membawa kesan konservasi zaman dulu kepada pengunjung dan menarik minat dari komunitas yang ada di sekeliling, untuk juga mau berkontribusi terhadap keberlangsungan budaya konservasi H. Agus Salim. Studio Keterampilan Studio keterampilan dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengasah kemampuan masyarakat setempat, atau pengisi waktu bagi orang tua menunggu, atau pengunjung gereja. Keterampilan yang ditujukan adalah keterampilan dalam basis budaya, untuk melengkapi kesan area konservasi. Yang kemudian dapat membuka kelas terbuka untuk pengetahuan umum area konservasi bagi bara pengunjung. Tempat Bermain Lingkungan Tempat bermain lingkungan dapat mempunyai hubungan ke semua tempat, gunanya sebagai penunjang area terbuka dari fungsi. Sanggar Seni Sebagai wadah untuk anak-anak berkreasi, dan dapat bekerja sama dengan studio keterampilan dan Rumah Maen untuk menampilkan karya seni yang dapat dinikmati para pengunjung. Preseden
|
AuthorLea Dara Rendha Archives
October 2016
Categories |