Kondisi Site Pada sepanjang koridor Jl. H. Agus Salim, dapat dilihat bahwa dipenuhi oleh beberapa fungsi, seperti tempat ibadah, sekolah, dan rumah pribadi. Koridor ini merupakan area konservasi, salah satunya adalah bangunan Gereja Theresia. Namun, sekarang sudah banyak ditemukan rumah-rumah pribadi yang beralih fungsi menjadi komersial. Untuk alasan memenuhi kebutuhan setempat, ataupun terganggu karena kemacetan dan kebisingan. Apabila ditelusuri dari Jl. Wahid Hasyim - Jl. H. Agus Salim maka akan terlihat transisi ketingian bangunan dari tinggi menjadi rendah. Bangunan-bangunan tinggi terdapat pada jalan raya Jl. KH. Wahid Hasyim juga Jl. MH Thamrin dan bangunan rendah pada sepanjang Jl. H, Agus Salim. Ini dikarenakan sepanjang koridor tersebut merupakan area perumahan. 6 ) Jl. KH Wahid Hasyim: Fungsi campuran, ketinggian maks. 8 lantai. 7) Jl. Timor - Jl Riau: Fungsi campuran, ketinggian maks. 4 lantai. Dari Jl. H. Agus Salim dapat dilihat perbedaan ketinggian lantai yang terjadi. Kondisi pedestrian yang nyaman karena pepohonan rindang. Jl. H. Agus Salim yg menjadi akses kendaraan satu arah menuju Jl. KH. Wahid Hasyim sudah menjadi daerah rawan macet. Disebabkan oleh lampu merah pada perempatan di dekat Gedung BPN. Karena hal tersebut, maka perumahan disepanjang koridor menjadi terganggu karena kemacetan dan kebisingan. Pada perencanaan pembangunan LRT, akan ada halte di daerah Bundaran HI, maka akan menambah kemungkinan tingkat aksesibilitas yang tinggi pada kawasan ini. Untuk itu pengajuan rencana desain Jl. H. Agus Salim disepanjang koridor beberapa rumah pribadi alih fungsi menjadi komersial. Proposal ide untuk membangun area komersial disepanjang Jl. H. Agus Salim dibagi menjadi 3 fase, sesuai dengan keadaan jalan koridor. Fase 1: Jl. KH. Wahid Hasyim - Jl. Lombok Komersial pada koridor ini mengarah kepada retail-retail kantor sewa dan pertokoan. Fase 2: Jl. Lombok - Jl. Irian Komersial pada koridor ini mengarah kepada tempat makan. Sebagai fasilitas penunjang perkantoran sekitar dan perumahan. Dapat diakses oleh anak sekolah melalui pedestrian di tengah jalan di depan sekolah. Fase 3: Jl Irian - Jl. H. Agus Salim Koridor ini merupakan yang paling dekat dengan Bundaran HI dan rencana stasiun LRT. Untuk menunjang masyarakat sebagai pendatag, area ini akan menjadi tempat masuk ke tempat jajanan di Jl. Lombok - Jl. Irian. Tetapi, komersial pada koridor ini mengarah kepada penjualan jasa ataupun tempat edukasi yang dapat menunjang komunitas dan murid Sekolah Theresia, seperti sanggar. Pemilihan bentuk komersial tersebut agar pada belokan ini tidak terjadi kepadatan yang tinggi. Salah satu bangunan konsevasi golongan B di Jl. H. Agus Salim; Rumah Maen. Kondisi Jalan dan Pedestrian. Jl. H. Agus Salim pada hari kerja merupakan daerah yang macet. Ide untuk mengurangi kemacetan yang terjadi, diantaranya: 1) Membuat tanda penyebrangan yang benar, agar masyarakat tidak sembarang menyebrang dan menyebabkan kemacetan di banyak tempat serta mengurangi kecelakaan. Perempatan Sekolah Theresia yang rawan macet. Pada perempatan ini minim sekali penyebrangan, padahal tempat ini adalah pintu masuk dari Sekolah Theresia dimana para orang tua mengantar anaknya dengan berjalan kaki. 2) Mempersempit jalan kendaraan agar tidak saling mendahului. Dengan cara menambah pedestrian dan vegetasi di tengah jalan, dapat juga digunakan sebagai akses sepeda. Jalan yang sempit akan mengatur laju kendaraan agar tidak terlalu cepat dan tidak mendahului. Serta dengan diperlebar jalur pedestrian pada area penyebrangan akan memperjelas tempat untuk menyebrang. Potongan (blm ada key map nya) Proposal desain untuk memisahkan jalur kendaraan bertujuan untuk melancarkan. Dapat dilihat di dalam video ini bahwa kendaraan yang saling mendahului akan menyebabkan kemacetan. Menghilangkan pagar pada taman di depan Gereja Theresia agar dapat diakses masuk dan dibuat menjadi penyebrangan bagi pedestrian. Untuk jalur kendaraan yang terlalu besar seperti pada Jl. Irian, diberi tanda zebra cross dan polisi tidur untuk memperlambat laju pada saat jalanan kosong.
3) Mengatur Area Parkir
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorLea Dara Rendha Archives
October 2016
Categories |